SEORANG pakar hubungan AS-Saudi di Washington mengatakan, selama ini AS telah memainkan peran seorang “pengawal” untuk Saudi. Namun, Saudi justru menjadi “beban” tersendiri bagi AS.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan The New York Times pada Selasa (5/1/2016), Ali al-Ahmed menulis bahwa AS telah lama memainkan peran seorang “pengawal” untuk Saudi.
Menurut al-Ahmed, Riyadh bukanlah teman AS, melainkan sebuah beban bagi pemerintah Obama. Dalam beberapa kesempatan, Saudi membantu AS dan mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan.
“Kebutuhan AS di Timur Tengah tidak lain adalah mendapat pasokan minyak mentah dengan dalih untuk memerangi ekstrimisme dan memastikan stabilitas keamanan regional. Padahal, sebenarnya Saudi tidak mendukung keinginan AS tersebut. Hal inilah yang membuat Saudi adalah beban bagi AS dan bukan teman,” tulis al-Ahmed.
Mengacu pada peran Saudi dalam perang melawan Uni Soviet di Afghanistan, Al-Ahmed mengatakan, “Saudi menggelontorkan biaya miliaran dolar karena dukungan ribuan warga Arab untuk melawan Tentara Merah di Afghanistan, bukan untuk membantu AS. Nyatanya, AS amat bersyukur karena menganggap Saudi telah memberi hampir segala sesuatu yang dimintanya.”
“Sejak 1970-an, AS telah berjibaku untuk melakukan beberapa perang di Timur Tengah. Sementara di sisi lain, Saudi hanya menyaksikan dari bangku penonton dan bersorak melihat AS yang kesusahan,” tambah Al-Ahmed.
0 Response to "Analis: Saudi Selama Ini Menjadi ‘Beban’ bagi AS"
Posting Komentar