Oleh: Ahmad Mustaqim, Mahasiswa STAIN Jurai Siwo Lampung
BUKU adalah jendela dunia dan buku adalah gudang ilmu. Sebuah ungkapan yang tak asing lagi kita dengar. Terkait ungkapan tersebut, sangat jelas bahwa kegiatan membaca buku adalah cara untuk membuka jendela agar mengetahui lebih tentang dunia yang belum diketahui serta dengan membaca buku sama hal nya dengan menimba ilmu.
Tentang budaya membaca, di Indonesia minat baca masyarakatnya masih sangat rendah, terbukti dari data UNESCO tahun 2011 hanya 0,01 persen. Artinya hanya ada 1 orang yang minat membaca dari 1.000 orang lainnya.
Padahal membaca memberikan banyak sekali manfaat, seperti menambah wawasan dan pengetahuan, wawasan belajar menulis, memperkuat daya ingat, berpikir kreatif, menambah kosakata baru, dan masih banyak lagi.
Dalam hal ini, Islam sudah menganjurkan budaya membaca sejak zaman Rasulullah, saat itu malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama QS. al-`Alaq: 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW, perintah pertama dari malaikat Jibril adalah meminta Nabi Muhammad untuk membaca: “Iqra’, bacalah”!
• Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. (QS. al-`Alaq: 1)
• Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (QS. al-`Alaq: 2)
• Bacalah, dan Tuhanmu lah yang maha pemurah. (QS. al-`Alaq: 3)
• Yang mengajarkanku (manusia) dengan pena. (QS. al-`Alaq: 4)
• Dia mengajarkan manusia dari yang tidak diketahuinya. (QS. al-`Alaq: 5)
Allah menegaskan bahwa dengan membaca “Dia mengajarkan manusia dari yang tidak diketahuinya”. (QS. al-`Alaq: 5)
Seperti tokoh muslim Ibnu Sina yang terkenal dengan ilmu kedokterannya, ia adalah seorang yang giat membaca, diceritakan saat ia merawat Raja Bukhara Nuh bin Mansur (366-387H) di istana, ia dapat leluasa masuk ke perpustakaan kerajaan. Ibnu Sina mengungkapkan “Semua buku yang aku inginkan ada disitu. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya”. Dengan giatnya ia membaca, di usianya yang masih menginjak 18 tahun ia telah berhasil menguasai berbagai bidang ilmu seperti hikmah, mantiq, juga matematika dengan berbagai cabangnya. (Ibtihadj Musyarof, Biografi Tokoh Islam. Yogyakarta: Tugu, 2010. hlm.192)
Di era modern ini membaca tak harus selalu dengan membeli buku. Smartphone yang sudah cangih memberikan kemudahan fasilitas, kita bisa membaca berbagai essay, opini, berita, buku elektronik (e-book) dan berbagai karya yang bermanfaat. Namun sebaik-baiknya karya yang terus dibaca adalah Al-Quran nur karim.
Oleh sebab itu, membaca adalah budaya yang harus terus ditingkatkan di negeri ini. Dengan membaca tentu akan menambah pengetahuan dan meningkatkan mutu kecerdasan bangsa. Islam sudah menganjurkan ummat nya untuk selalu membaca. Mari luangkan waktu untuk membaca dan jadilah pembaca yang baik.
0 Response to "Perintah Islam Kepada Pemeluknya, Bacalah"
Posting Komentar